Salah satu kuliner khas dareah saya, Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan,
yaitu Nasu palekko’. Nasu Palekko’ awalnya masakan yang di nikmati saat
berkumpul dengan teman-teman saat jaman sekolah dulu, ataupun saat
menjamu tamu yang berkunjung di daerah saya. Terlebih lagi ibu saya,
yang begitu antusias menyajikan masakan ini saat teman-teman dari daerah
lain berkunjung ke rumah, dan tak jarang menjadi oleh-oleh setelah di
kemas secara khusus agar tidak basi.
Tetapi karena begitu banyak yang ketagihan dan penasaran dengan Nasu
palekko’, beberapa pihak menjadikan masakan ini sebagai lahan bisinis,
di daerah maupun di kota besar, dari membuka warung hingga di jual
langsung ke pembeli dengan cara mengantar langsung sesuai pesanan
seperti yang saya lakukan.
Nasu palekko’ menjadi favorit karena rasanya yang ekstra pedaaasss
apalagi itik berbeda dengan ayam, jika ayam dagingnya lebih banyak, itik
lebih banyak tulangnya, jadi sensasi saat makan itu benar-benar nikmat,
menghisap pedisnya di sela-sela tulang. Hmm….
Maka saat menarik dan slalu di rindukan adalah saat menikmati Nasu
palekko’ ini bersama keluarga ataupun teman karena saat makan akan
terlihat berbagai ekspresi dan gaya, dari bibir yang dower, wajah yang
kemerahan, mata yang berkaca-kaca bahkan ada yang sampai menangis, mulut
yang komat kamit, keringat yang bercucuran, hingga ingus yang meler
karena pedasnya. Sangat seru dan lucu.
Bagi pecinta masakan pedas sudah pasti tergiur dengan masakan ini.
Selain itu, yang menjadikan masakan ini salah satu menu andalan apalagi
saat hari lebaran adalah karena bahan-bahannya yang mudah di dapatkan
dan sangat praktis dalam proses pembuatannya.
Dan karena saya adalah satu penjual Nasu palekko’, saya akan berbagi cara membuat dan tips-tips dari Nasu palekko’.
Saat membeli itik, belilah itik muda karena jika itiknya tua sudah pasti
dagingnya juga keras. Jika di daerah saya, saat kami mengatakan ingin
membuat Nasu palekko’, penjual itik sudah mengerti dan memilihkan itik
muda dan langsung mencincang itik tersebut, sehingga tidak perlu lagi
repot mencincangnya saat di rumah. Tiba di rumah, itik yang sudah di
cincang di cuci dengan air kemudian campurkan dengan asam jawa
secukupnya, gunanya untuk menghilangkan bau amis dari itik.
Setelah bau amisnya hilang, pisahkan kulit dengan daging itik. Kulit
itik tersebut akan menjadi minyak untuk menggoreng, jadi tidak perlu
lagi memakai minyak goreng.
Untuk bumbunya, 1 ekor itik, sediakan 1/2 kilo lombok, 1 siung bawang
putih, 3 siung bawang merah, merica butir 2 sendok makan, jahe seukuran 2
jempol orang dewasa, dan garam secukupnya. Bumbu di campur menjadi satu
lalu di haluskan. Untuk tingkat kepedisannya, dapat di sesuaikan dengan
selera. Jika ingin lebih pedis lagi, lombok, jahe, dan merica di
campurkan lebih banyak.
Setelah itu, ambil wajan, masukkan kulit itik, biarkan hingga minyaknya
keluar, kemudian tiriskan kulit. Minyak yang sudah ada lalu di gunakan
untuk menumis bumbu yang sudah di haluskan. Dan setelah bumbu di tumis,
masukkan kembali kulit dan daging itik. Aduk hingga bumbu meresap,
sesekali berikan air hingga matang.
Nasu palekko’ di sajikan dengan nasi putih panas, atau bisa juga dan tak kalah lezatnya di nikmati dengan gogos dan telur asin.
Untuk 1 ekor itik, bisa di nikmati hingga 6 orang bahkan lebih tergantung kekuatan menahan pedasnya.
Sediakan juga air putih dan makanan penutup yang manis untuk menutupi pedasnya lidah dan sekitarnya setelah makan Nasu palekko’.
Sekian.
Selamat mencoba dan menikmati. Salam Masakan Bugis
sumber : http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2013/10/31/nasu-palekko-masakan-pedas-nan-lezat-dari-bugis-606347.html
Sabtu, 23 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar